Terbang Untuk Mendarat


Kucoba mencari dirimu dari bilik jendela si burung besi, terlalu kecil bagiku untuk melihat jilbab anggunmu yang sering kau kenakan itu. Semua terlihat seperti butiran debu yang tiada arti. Pantas saja Allah Maha Besar, ternyata kita sangat sangat kecil dimata-Nya. Lalu, masih pantaskah kita menyombongkan diri kepada sesama?

Kulihat terbentang luas langit di angkasa, dihiasi dengan pemandangan lautan awan yang begitu mempesona. Atas kuasa-Nya lah semua ini tercipta. Aku hanya bisa duduk diam dan mengikuti perintah pramugari yang ada. Sesekali membayangkan bila mesin pesawat ini berhenti secara tiba-tiba, atau mungkin sayap pesawat yang patah karena petir yang tidak disangka-sangka. Walaupun sudah sering duduk di bangku si burung besi namun masih saja ada perasaan seperti ini. Hanya kepada-Nya lah aku berpasrah.

Terbang untuk mendarat kembali. Itulah harapanku satu-satunya saat berada di tengah-tengah lautan awan. Kali ini penerbanganku tertuju pada negeri paling timur Indonesia. Dataran Jayapura sudah menantiku dari kejauhan. Disinilah kehidupan baruku akan dimulai kembali. Berjuang untuk diri sendiri dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena tak ada tujuanku datang kesini melainkan untuk menjadi ASN yang sesuai harapan masyarakat dan pemerintah.

Comments

Popular posts from this blog

Ya Entahlah

Menunda Pagi